Semua orang pasti punya teman atau sahabat, tidak terkecuali anak – anak, bahkan banyak orang dewasa yang memiliki teman atau sahabat yang mulai terjalin sejak mereka masih anak – anak. Lalu apakah kalian pernah memikirkan bagaimana proses terjadinya pertemanan pada anak- anak sehingga tidak jarang mereka terus bersahabat/ berteman hingga mereka dewasa? Atau bahkan terkadang mereka waktu kecil berteman tetapi ketika sudah remaja atau dewasa mereka berpisah dan tidak berteman lagi.
Mungkin jarang ada yang memperhatikan atau mengingat bagaimana proses pertemanan pada anak itu terjadi, bahkan orang tua pun tidak begitu memperhatikan, padahal ini penting lo untuk masa perkembangan anak.
Karakteristik perkembangan pada masa akhir anak-anak
Menurut Hurlock sebagai berikut :
Masa berkelompok dimana perhatian utama anak-anak tertuju pada keinginan
diterima kelompoknya
Proses penyesuaian diri dengan standar yang disetujui kelompoknya
Usia kreatif, menunjukkan bahwa anak ketika tidak dihalangi oleh rintangan-rintangan lingkungan, kritik, cemoohan dari orang dewasa maka anak akan mengerahkan enaganya dalam kegiatan-kegiatan yang kreatif
Usia bermain karena luasnya minat anak
Perkembangan kognitif sosial anak akhir
Menurut piaget
Pemikiran tentang diri sendiri:
Konsep diri menekankan pada trait kepribadian. Self-esteem diorganisasikan secara hierarkis, setidaknya muncul ke dalam tiga dimensi (akademis, fisik, sosial), yang berbeda tergantung kepada evaluasi diri dan saling bergabung membentuk impresi akan dirinya. Self-esteem akan menurun ketika anak membandingkan dirinya dengan anak lain, kemudian kembali meningkat. Sifat yang berkaitan dengan prestasi berbeda tergantung kepada kemampuan, usaha, dan factor di luar diri anak.
Pemikiran tentang orang lain:
Deteksi akan usaha untuk mencapai tujuan mulai meningkat. Persepsi akan manusia lebih menekankan pada trait kepribadian dan perbandingan sosial. Anak mendapatkan pengetahuan mengenai rasis, etnis, kelas sosial, prasangka menurun. Perspective taking meningkat, anak memahami bahwa manusia dapat mengartikan kejadian yang sama dalam cara yang berbeda.
Pemikiran tentang relasi antar manusia:
Pertemanan menekankan pada rasa percaya dan saling membantu yang dilakukan bersamasama.Kuantitas dan kualitas dari strategi pemecahan masalah sosial berkembang. Komponen dari pemecahan masalah-masalah sosial lebih berkaitan dengan kompetensi sosial. Perspective taking: kemampuan membayangkan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
Pada anak usia 7-12 tahun: Anak mulai bisa menempatkan diri di posisi orang lain, dan melihat pandangan, perasaan, dan tingkah laku mereka berdasarkan sudut pandang orang lain. Mereka juga mengenali bahwa orang lain juga bisa melakukan hal yang sama.
Fase Pertemanan Anak
Fase Pertama
Teman untuk bermain
(Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.)
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik, yang tempat tinggalnya dekat di sekitar tempat tinggal anak , dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama. Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja.
Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5 sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi minan misalnya
“Kalau kamu meminjami saya boneka itu, kamu temanku lagi”
Nah di ingat- ingat pasti waktu kecil kita pernah seperti ini kan? Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang berteman, dan mereka bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama masing-masing. Bahkan apabila mereka berantem pasti akan cepat baikan lagi.
Fase Kedua
Teman untuk bersama
(Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.)
Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam fase ini seorang anak untuk mendapat teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut
membutuhkan pertolongan.
Pada usia ini memang masih labil sekali dalam pertemanan, saya ingat dulu waktu masih kelas 3 SD ada teman yang di gosipkan ketahuan masih suka nge- Dot (minum pakai dot bayi)l, dan ahirnya teman- teman menjauhi, bahkan teman dekatnya pun ikut menjauhi karena apabila kita tetap berteman dengan dia maka kita juga akan di juluki suka nge-Dot seperti dia oleh anak- anak lain, pada ahirnya dia tidak memiliki teman.
Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
(Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun)
Bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ; depresi, rasa takut, problemdi keluarga, atau problem keuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar teman bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau melanjutkan sekolah di kota lain.
Tidak jarang lo pertemanan pada masa ini harus terputus karena kita pindah rumah, atau melanjutkan sekolah ke kota lain, karena saya juga memiliki sahabat dulu ketika SMP tetapi setelah saya melanjutkan SMA ke kota lain dan pada ahirnya lama tidak bertemu menjadikan kami canggung waktu bertemu lagi, bahkan seperti bertemu dengan orang lain, mungkin karena lingkungan sosial yang sudah berbeda menyebabkan kami sudah berbeda lagi dalam pertemanan tersebut.
Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
Populer atau Tidak Populer dan Apa Akibatnya?
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya. Anak popular ini biasanya di kenal oleh banyak teman- teman yang lan, di sukai dan di anggap baik.
Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Ini adalah jenis- jenis status sosial anak dan teman
1.Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris
Bintang sosiometris, artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi
negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2.Anak-anak yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3.Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4.Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana perkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak kita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak :
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.
2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik. Dan anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yang baik.
4. Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh.
Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak. karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik. Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5 tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi,
6. Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer. Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Semoga bermanfaat, dan orangtua lebiha tau tentang anak dan faktor- factor menyebabkan terjadinya bermacam – macam status social anak pada pertemannya sehingga orangtua dapat mendukung dan membantu anak menjadi anak yang popular dan memiliki pertemanan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar