Kamis, 10 Juni 2010

GENDER

Kata gender pasti sudah gak asing di telinga kita dan pastinya sering kita degar, tapi sebenarnya kita tau gak sih gimana asal muasal gender itu sendiri terbentuk pada setiap individu, dan apa yang salah dari pembentukan atau stereotip gender itu sendiri?

Saya teringat adik sepupu saya yang masih berumur 4 tahun minta di belikan mainan masak- masakn pada ibunya tapi sang ibu melarang karena adik sepupu saya laki- laki dan memaksa membelikan bola yang menurut ibunya lebih pantas di mainkan oleh laki- laki, padahal pada akhirnya bola yang di belikan hanya tersimpan di kardus mainan. Fenomena seperti inilah yang sering terjadi, orang tua yang sering menstereotipkan peran social yang harus di jalan kan oleh anaknya, padahal bisa saja anak melakukan pekerjaan atau berprilaku sesuai minat dan bakat yang mereka miliki tanpa harus terisolasi oleh peran gender yang di tuntut oleh masyarakat.

Sejak bayi lahir pikiran dan tindakanya sudah di bedakan berdasarkan jenis kelaminya yaitu laki- laki atau perempuan. Anak alaki- laki dan perempuan akan di sosialisasikan berbeda dalam aktivitas bermain dan tugas rumah tangga. Perbedaan gender pada masa dini tentang cara main dan pilihan teman main ini lah yang akan membentuk gender dan stereotp tersendiri.

Anak laki- laki dan perempuan lebih banyak memperbincangkan cerita- cerita sesuai jenis kelaminya sendiri. Tema anak perempuan lebih berhubungan dengan nurturance dan tema anak laki- laki kebanyakan tentang agresi
Bahkan kita akan menemukan peran gender dalam komik favorit anak- anak saat ini, dalam cerita komik laki- laki lebih mungkin menjadi pelaku utama dalam cerita tersebut sedangkan kebalikanya peran wanita dalam cerita komik akan cenderung pasif. lebih dari itu laki- laki di gambarkan bias melakukan pekerjaan yang lebih berat dari pada wanita, wanita lebih banyak tampil dalam urusan rumah mereka juga terlihat lebih pasif.

Dalam media masa seperti tv tetap memperlihatkan wanita dalam peran yang stereotipikal dan tentunya menggunakan pria sebagai narrator. Tidak hanya itu di dalam film, sinetron maupun Video kebanyakan menggambarkan perempuan sebagai korban kejahatan dan kekerasan. Orang yang membuat film- film tersebut secara tidak sengaja mengembangkan penerimaan yang lebih besar tentang stereotip peran gender dan kekerasan terhadap wanita.

hal inilah yang kemudian membentuk pemikiran anak- anak tentang peran gender yang harus mereka jalani sesuai yang telah mereka pelajari dari lingkungan dan pengetahuan yang mereka dapat jadi tidaklah slalah apabila ketika menginjak remaja dan di Tanya mengenai gambaran diri ideal mereka ketika dewasa remaja putri mungkin menyebutkan keinginan untuk menikah dan berkeluarga, sedangkan memiliki mobil sport dan atletik akan lebih penting pada remaja putra.

Teori Belajar Sosial (Social Learning) oleh Bandura menekankan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu – individu lain yang menjadi model. Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya. Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modeling (peniruan).
Pembentukan gender disini merupakan hasil dari social learning yang di lakukan oleh anak. Orang tua, lingkungan social dan media masa lah yang membentuk steoreotip gender itu sendiri.

Teori Social learnig

Attachment to mother as main rewarder → identivication with mother →gender identity


Teori social learning menunjuk pada adanya kontinum ‘ nature – nurture’ melihat perbedaan dan peran gender sebagai hasil dari lingkunagn social skema gender juga menekankan aspek kognitif dari ‘gender- typing’ dan interkasi antara struktur pemahaman pengetahuan individu dan informasi yang masuk dari lingkungan sekitar.
Pada teori belajar sosial kelekatan parental terjadi lebih dahulu kemudian mengarah pada identifikasi dan akhirnya pada terbentuknya identitas gender.

Fakta menunjukan bahwa biasanya anak- anak beridentifikasi secara kuat dengan orangtua yang sama jenisnya, dan identifikasi ini merupakan kekuatan penting dalam perkembangan gender.

Teori social lerning penting dalam penekanannya pada komponen sosial dan cultural dari perkembangan peran gender- pentingnya peran masyarakat dalam membentuk perilaku yang ‘gender-type’→ pria dan wanita di perlakukan secara berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar